Reiki Dan Islam

Kata REIKI terdiri dari dua kata, yaitu Rei yang berarti Alam Semesta, dan KI yang berarti Energi atau Chi atau Prana dalam bahasa sanskerta. Jadi Reiki berarti Energi alam semesta dan sering juga disebut Energi Ilahi. REIKI berasal dari tradisi Esoterik Kuno 8 abad sebelum masehi yang berkembang didaerah Asia terutama di TIBET . Energi ini dipergunakan manusia kuno pada jamannya untuk memproteksi tubuh jasmaninya dari serangan penyakit. Ilmu pengetahuan ini kemudian menghilang tanpa diketahui sebabnya, mungkin karena tidak disebarluaskan pengajaran nya, dan hanya diajarkan dikalangan biarawan saja.

Pada abad ke 18, REIKI ditemukan kembali oleh seorang Tabib bangsa Jepang, Mikao Usui, lalu dikembangkan ke Hawai oleh cucu murid nya yang bernama Ny.Hawayo Takata, seorang Jepang yang tinggal di Hawai – Amerika Serikat, Nyonya ini telah berhasil disembuhkan dari penyakit Kanker dan komplikasi-nya yang telah di-ultimatum mati oleh dokter nya. Selanjutnya Reiki menyebar ke seluruh Amerika Serikat, Canada, Eropa dan Autralia serta kembali ke Asia.

Di Indonesia, REIKI baru dikenal sekitar pertengahan tahun 90an, dalam kalangan terbatas, yang kemudian dikembang luaskan oleh para Master yang berdedikasi kepada masyarakat di negeri tercinta ini melalui berbagai wadah yang legal maupun non-legal.

Saat ini Reiki terus berkembang luas di Indonesia, digunakan untuk menyembuhkan diri dan orang lain dari berbagai penyakit yang dideritanya. Reiki juga banyak dipelajari oleh umat Islam, karena Reiki diklaim sebagai ilmu universal yang bisa dipelajari oleh siapa saja tanpa memandang agama dan kepercayaannya. Hanya dengan menempelkan kedua telapak tangan kita ke bagian tubuh yang sakit bekerjalah REIKI. Ya, REIKI akhirnya mendunia penyebarannya dan sampai sekarang ini semakin banyak praktisi REIKI yang belajar dan mempraktekkan REIKI untuk mengatasi gangguan penyakit, baik fisik, mental dan emosional. Dengan prinsip santai, pasrah dan senyum kita mengalirkan REIKI ke bagian tubuh yang sakit.

Di dalam tradisi Reiki manusia mempunyai 7 Chakra Utama yaitu; Chakra Mahkota, Ajna atau kita sebut Chakra Mata Ketiga, Chakra Jantung, Chakra Solar Flexus, Chakra Sex dan Chakra Dasar. Dengan mengaktipkan ke tujuh chakra utama tadi melalui proses attunemen dan Meditasi yang rutin akan mengaktipkan dengan sendirinya chakra tadi untuk bersinergi dengan energi Alam Semesta (Reiki). Getaran energi manusia akan sinkron dengan energi Alam Semesta

Untuk mempelajari Reiki sebelumnya peserta harus diselaraskan dahulu frekuensi tubuh energinya dengan pola getaran frekuensi alam semesta. Proses ini disebut proses attunemen yang diberikan oleh seorang Master Reiki kepada peserta yang baru mengikuti latihan. Jika frekensi tubuh energinya telah diselaraskan dengan energi alam semesta maka hanya dengan niat saja energi Reiki akan terakses saat itu juga. Energi tersebut bisa dipergunakan untuk berbagai hal misalnya untuk menyembuhkan penyakit pada tubuh sendiri atau tubuh orang lain, untuk memperoteksi diri dan orang lain dari bergai bahaya yang mengancam dan lain sebagainya. Energi Reiki didapat dengan menyerap energi alam semesta kemudian disalurkan untuk menyembuhkan bagian tubuh yang sakit. Dalam prakteknya reiki menggunakan simbol-simbol dalam mengakses dan menyalurkan energi alam semesta. Simbol tersebut bisa ditulis diatas kertas atau ditulis dengan tangan didada atau diudara.

Mengingat dalam kehidupan sehari hari banyak diantara umat Islam yang mempelajari dan mempraktekan Reiki ini , timbul pertanyaan apakah Reiki tidak bertentangan dengan syariat dan ajaran Islam?. Mengingat Reiki adalah ilmu dan teknik menyerap energi alam semesta yang muncul jauh sebelum ajaran Islam muncul, maka perlu diwaspadai adanya unsur musyrik dalam pelaksanaan reiki tersebut. Reiki merupakan ajaran universal yang tidak membedakan ajaran agama dan kepercayaan apapun, setiap orang bisa mempelajarinya. Dalam menyerap energi alam semesta dikuatirkan pelaku reiki akan terjebak memusatkan perhatian hanya kepada alam semesta dan melupakan Allah yang menciptakan dan memiliki alam semesta itu.

Dalam latihan atau meditasi yang dilakukan pelaku Reiki hanya memusatkan perhatian untuk menyerap energi dari gunung, matahari, udara dan lain sebagainya, ia lupa kepada Allah yang menjadikan semua itu. Kadangkala timbul sifat ujub dan kagum dengan kemampuan diri karena mampu menyerap energi alam semesta dan menyembuhkan diri serta orang lain dari berbagai penyakit dengan menggunakan energi tersebut. Kalau sudah begini kadang kala pelaku Reiki lebih tertarik untuk melakukan meditasi reiki daripada mengerjakan sholat atau Dzikir kepada Allah. Pelaku Reiki akan bertambah jauh dari melaksanakan ritual sholat , membaca Qur’an ataupun berdzikir kepada Allah. Ia merasa bahwa meditasi reiki lebih bermanfaat daripada mengerjakan sholat , membaca Qur’an ataupun dzikrullah. Inilah hal yang tidak sejalan dengan Islam.

Islam tidak mengajarkan kita untuk menyerap energi dari alam semesta. Alam dan seluruh isinya adalah ciptaan Allah. Dialah pemilik segala sesuatu yang ada dialam semesta, jika kita menginginkan sesuatu mintalah kepada-Nya sang penguasa alam semesta itu. Allah telah memerintahkan kita untuk ingat kepadanya dengan sebanyak banyaknya, sebut selalu nama-Nya dimanapun kita berada waktu berdiri, duduk dan berbaring. Berdo’alah padaNya dengan menyebut asmaulhusna sebagai disebutkan dalam surat Al A’raaf 180, bukan dengan membayangkan energi alam semesta atau membuat simbol2 tertentu, itu adalah peninggalan kepercayaan orang dahulu (esoterik kuno) yang dihidupkan kembali dizaman ini.

Hanya milik Allahasmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Al A’raaf 180)

Bagi praktisi atau master Reiki yang beragama Islam berhati hatilah jangan sampai anda terjebak pada perbuatan musyrik, mempersekutukan Allah dengan alam semesta atau anda lebih mencintai meditasi reiki daripada sholat, dzikir maupun membaca Qur’an. Tipu daya syetan sangat canggih, dia mengatakan energi Reiki sebagai energi Ilahi. Reiki berarti energi alam semesta, energi alam semesta tidak sama dengan energi Ilahi.

Energi Ilahi adalah energi yang bersumber dari Nur Ilahi yang dipancarkan keseluruh alam semesta. Energi Nur Ilahi hanya dimiliki oleh orang yang taat pada Allah dan selalu berdzikir mengingat-Nya setiap saat baik waktu berdiri, duduk dan berbaring. Hati hati dengan tipu daya syetan.

Dalam menyerap energi alam semesta karena tidak menyertakan dengan menyebut nama Allah, ataupun berlindung pada Allah dari kejahatan syetan, bisa saja energi yang diserap berasal dari Jin atau Syetan. Alam semesta dipenuhi berbagai energi,ada energi yang positip adapula yang negatip. Tanpa disadari kadangkala praktisi reiki telah menyerap energi dari golongan Jin sehinga bisa menimbulkan berbagai keajaiban dalam hidupnya. Akhirnya ia menjadi budak Jin yang bersarang didalam cakra yang telah dibukanya. Ia mulai malas mengerjakan sholat dan dzikir atau membaca Qur’an. Bahkan ia sangat benci mendengar orang membaca Qur’an atau dzikir, karena didalam dirinya atau cakra yang telah terbuka dipenuhi oleh energi Jin yang diserap dari alam semesta. Inilah akibatnya jika melupakan Allah dalam berdo’a atau menyerap energi alam semesta. Dalam membaca Qur’an saja kita diperintahkan untuk selalu berlindung pada Allah dari tipu daya syetan sebagaimana disebutkan dalam surat An Nahl 98 :

Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. (An Nahl 98)

Jika praktisi reiki tidak berlindung pada Allah dalam melaksanakan meditasi, kemudian hanya konsentrasi menyerap energi dari Gunung, Pohon, udara atau alam semesta raya, akibatnya karena tidak ada filter kadangkala ia menyerap energi dari golongan Jin yang banyak berkeliaran di mana mana. Inilah yang perlu diwaspadai oleh anda yang beragama Islam. Jika anda sudah mulai lebih mencintai Reiki daripada sholat, dzikir ataupun membaca Qur’an waspadalah , mungkin anda telah dikendalikan kekuatan lain atau kekuatan Jin yang ada diluar diri anda .

REIKI dan TASAWUF

Dalam Islam kita akrab dengan Ilmu tasawuf, yaitu ilmu yang mengkaji tentang kesadaran memurnikan lahiriyah dan batiniyah menuju Allah swt. Dalam prosesnya seorang sufi atau yang dikenal dengan istilah salik harus berlatih terus-menerus dalam mengendalikan hawa nafsunya dengan memperanyak dan memperketat diri dalam beribadah kepada Allah. Dengan demikian seorang salik pada maqom berikutnya akan mendapat futuh / pencerahan tentang hakikat diri, hakikat hidup, dan hakikat Tuhan. Para tokoh sufi tidak jarang kemudian memiliki keistimewaan dalam kehidupan sehari-harinya atau yang disebut karomah. Dengan karomah yang diberikan oleh kepada Allah inilah para laku tasawuf dapat memberi manfaat kehidupan kepada alam semesta. Para sufupun tak jarang yang kemudian mampu mengatasi berbagai problem masyarakat termasuk menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan mendoakan, menempelkan tangan, atau bahkan meludahi pasien.

Tasawuf dan Reiki merupakan olah spritual yang keduanya mempunyai implikasi positif bagi kualitas hidup manusia, baik secara fisik, psikis, maupun spiritual. Energi Reiki disediakan Allah di alam semesta. Ia bisa diakses oleh siapa saja untuk membersihkan dan menyelaraskan tujuh lapis tubuh manusia ; tubuh fisik, psikis, atau emosi, mental, intuisi, atma, cahaya (monade) maupun tubuh spiritual. Hal yang sama juga menjadi perhatian dalam Tasawuf dengan upaya Tazkiyyah Al Nafs (penyucian jiwa) melalui jalan takhalli (pembersihan diri dari energi negatif) dan tahalli (pemurnian diri dengan energi positif).

Reiki dan Tasawuf merupakan dua tradisi, yang di samping memiliki perbedaan-perbedaan historis dan keterikatannya dengan tradisi agama tertentu juga memiliki persamaan-persamaan . Perbedaan itu terletak pada pengembangan Reiki yang tidak dikaitkan dengan praktik agama tertentu, sedangkan Tasawuf terlahir dari rahim Islam dan menjadi bagian integral dari manifestasi Islam. Tasawuf adalah spiritualisme Islam yang juga sering disebut sufisme (paham orang-orang sufi). Praktisi Tasawuf disebut SUFI.

Adapun persamaan kerangka epistemologis antara praktik spiritual Tasawuf dan Reiki dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pertama, baik di dalam Tasawuf maupun Reiki, keduanya mengenal ritual awal yang disebut inisiasi (attunement, ijazah). Seorang calon murid baru akan menjadi murid dan praktis dapat menjalankan pola olah psiko-spiritual setelah mendapat attunement (penyelarasan) oleh master Reiki. Begitu juga di dalam Tasawuf, identitas sebagai murid Thariqah baru dimiliki setelah melakukan bai'at (sumpah setia) yang kemudian oleh master sufi (syaikh, mursyid atau khalifah) seorang murid diberi wewenang dalam bentuk ijazah untuk mengikuti laku-laku spiritual. Inisiasi (attunement, ijazah) ini merupakan ritual universal dalam seluruh lembaga tarekat dan reiki. Inisiasi dimaksudkan untuk menyelaraskan organ-organ ruhani calon murid agar dapat melakukan aktifitas dalam tradisi spiritual yang akan dijalani.

Dengan demikian, jelas bahwa secara epistemologis, ilmu dasar spiritual dalam Tasawuf dan Reiki diperoleh melalui Transfer Energi "Langit" yang hanya dapat dilakukan oleh seorang master Reiki (dalam tradisi reiki) dan master sufi atau mursyid (dalam tradisi tasawuf) atas izin Allah SWT. Selanjutnya, pengembangan teori spiritual di dapat melalui pelajaran dan pengalaman individual.

Kedua, persamaan yang dimiliki Tasawuf dan Reiki adalah sikap no mind atau tawakkal sebagai sikap baku. Hanya dengan sikap no mind (pasrah kepada prakarsa ilahi, tanpa menggunakan kekuatan pikiran) praktik Reiki dan Tasawuf dapat dilakukan. Energi Reiki akan bekerja dengan kecerdasannya secara otomatis sesuai niat praktisi tanpa perlu diatur oleh praktisi.

Ketiga, konsep-konsep spiritualitas yang tinggi yang ditekankan dalam Tasawuf dan Reiki adalah menuju kesadaran ruhaniyyah, yaitu kesadaran bahwa manusia tidak sekedar makhluk fisik-jasmaniah. Kesadaran ini begitu penting untuk peningkatan kualitas spiritual manusia. Karena itulah maka keduanya memiliki pola-pola ritual khusus seperti dzikir dan meditasi (muraqobah) untuk meningkatkan kesehatan, keselarasan dan keseimbangan dalam arti luas. Keduanya memiliki paradigma dasar bahwa penting bagi manusia untuk menarik energi ilahi untuk membersihkan diri (self healing) dengan cara pembersihan tubuh dari segala bentuk energi negatif (takhalli) dan menghias diri dengan energi positif (tahalli). Tasawuf dan Reiki memiliki basis psikologis yang sama, yaitu upaya untuk mengakses energi Allah SWT, yang disebut energi ilahi (reiki) atau di dalam Tasawuf disebut Nur Muhammad dan menyalurkannya untuk penempaan bathin. Hal ini dimaksudkan untuk perluasan kesadaran menuju kesadaran yang lebih tinggi dari sekedar kesadaran sebagai makhluk fisik.

Keduanya memiliki tujuan eksistensial yang sama, yaitu meneguhkan manusia sebagai makhluk dwi tunggal. Tasawuf merupakan olah spiritual untuk pembersihan diri menuju kesucian sebagai prasyarat pendekatan kepada Allah SWT. Hal yang sama juga merupakan tradisi baku Reiki yang ditujukan untuk pembersihan diri dari berbagai bentuk energi negatif (penyakit fisik, psikis, dan energi negatif yang menghambat spiritualitas) . Pembersihan diri dari energi negatif dalam bentuk apa pun dan peningkatan spiritualis adalah tujuan dari Tasawuf dan Reiki. Munculnya kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh sebagian praktisi Tasawuf maupun Reiki juga menjadi persoalan inheren dalam tradisi keduanya.

Pencerahan Ruhaniyyah hanya didapatkan dengan evolusi spiritual, yaitu peningkatan spiritualitas dari maqom kehidupan yang berorientasi jasmaniah menuju kehidupan yang berorientasi Ruhaniyah Ilahiah.
(Disarikan oleh Jokotry dari Buku Mukjizat Tasawuf Reiki, karya Syamsul Bakri)
sumber: http://www.everythingispossible.co.cc/2010/08/tasawuf-dan-reiki.html

Tinjauan Khusus dari Pengasuh Majelis NAQS
Ulasan di atas memang ada benarnya, namun tidak 100% benar. Mungkin pendapat saya ini dikatakan fanatik, itu tidak apa-apa. Kita semua bebas berpendapat sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dan apa yang saya sampaikan ini sekedar wacana saja. tanpa bermaksud merendahkam suatu aliran Kepercayaan dan agama tertentu.
Coba mari kita kaji satu persatu :

1. SUMBER ILMU
Ilmu reiki bersumber dari praktik spiritualisme Hindu Tibet, yang kemudian dikembangkan oleh Dr. Mikao Usui di jepang. Ilmu Tasawuf bersumber dari spiritualisme agama Islam, yang di kembangkan oleh para Syaikh Mursyid Tharekat. Jadi keduanya bersumber dari suatu pelajaran agama. Sehingga walaupun reiki tidak lagi membawa atribut agama, tetapi metode meditasi yang digunakan adalah tetap bersumber dari agama tempat Reiki berasal. Dan metode itu juga sampai sekarang masih menjadi metode utama dalam olah spiritualisme di tempat asal Reiki.

2. Silsilah Keilmuan.
Baik Reiki maupun Tasawuf mempunyai tradisi untuk menjaga silsilah keilmuan. Yang merupakan garis riwayat penurunan ilmu. Tradisi ini sangat penting dikarenakan untuk menjaga kemurnian energi keruhanian yang dibawa oleh seorang MASTER REIKI, jadi bukan sekedar riwayat sekolah saja.

Contoh :
1. Silsilah Reiki Master YAYASAN PRANA INDONESIA :

    Dr. Mikao Usui (Penemu Reiki Modern).
    Dr. Chujiro Hayashi (1941).
    Hawayo Takata (1900 - 1980).
    Phyllis lei Furomoto.
    John Lacks.
    Annie Singing Star.
    Cynthia Rose Young Schlosser.
    Adrianne N. Cobb.
    Lori George
    Ismail I. Ishaq, Ph.D.

(sumber : Buku Mengenal Usui Reiki I & II by Ismail Iskandar Ishaq, Ph.D.)

2. Sanad kemursyidan KH.Abdul Wahhab Mahfudhi mursyid Thariqah Qodiriyah wan Naqsyabandiyah yang juga pengasuh pondok pesantren “ Asy-Syarifah” , Brumbung, Mranggen, Demak, Jawa Tengah.

KH.Abdul Wahhab Mahfudhi dari Syaikh Ihsan dari Syaikh Muhammad Ibrahim dari Syaikh Abdul Karim Banten dari Syaikh Ahmad Khotib Sambas dari Syaikh Syamsudin dari Syaikh Muhammad Murodi dari Syaikh Abdul Fath dari Syaikh Utsman dari Syaikh Abdurrahim dari Syaikh Abu Bakar dari SyaikhYahya dari Syaikh Hisamudin dari Syaikh Waliuddin dari Syaikh Nurrudin dari Syaikh Sarofudin dari Syaikh Samsudin dari Syaikh Muhammad Al-Hatak dari Syaikh Abdul Aziz dari Sulthonul Auliya’ Sayyidisy Syaikh Abdul Qodir Al-Jilaniy dari Syaikh Abi Sa’id Al-Mubarak bin Mahzumi dari Syaikh Abul Hasan Ali Al-Makari dari Syaikh Abu Farh At-Thurtusiy dari Syaikh Abdul Wahid At-Taimi dari Syaikh Siir As-Saqthi dari SyaikhAbu Bakar As-Syibli dari Syaikh Sayyidi Thoifah Ash- Shufiyah Abul Qasim Al-Junaid Al-Baghdadi dari Syaikh Ma’ruf Al-Kurkhi dari Syaikh Abu Hasan Ali Ar-Ridlo bin Musa Ar-Rofi dari Syaikh Musa Al-Kadhim dari Syaikh Sayyidina Al-Imam Ja’far Ash-Shadiq dari sayyidina Muhammad Al-Baqir dari sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin dari sayyidina Asy-Syahid Husein bin Sayyidatina Fatimah Az-Zahro’ dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib dari Sayyidil Mursalin wa Habibi Rabbil-‘Alamin wa Rasulillah ila Kaffatil- Khola-iq Ajma’in Muhammad Saw dari sayyidina Jibril AS dari Rabbul-Arbab wa Mu’tiqur Riqab Allah Swt.

sumber : Thoriqoh Indonesia

POKOK PERMASALAHAN

Yang menjadi pokok permasalahan sebenarnya adalah hakikat energy keruhanian yang dibawa oleh Reiki, benarkah ini Energi Ketuhanan ataukah sekedar Energi Metafisika dari Alam Semesta...??  Benarkah Energi Ilahiah dari reiki itu sama dengan energi Nur Muhammad...??? Benarkah Energi Alam Semesta itu identik dengan Energi Nur Muhammad...??  Dan bisakah Energi Nur Muhammad itu di akses oleh sembarang orang tanpa memperhatikan kualitas spiritualnya...?? Bisakah Energi Nur Muhammad ini di akses oleh MASTER selain Islam..?

Sebagaimana kita umat Islam meyakini bahwa Islam adalah agama terakhir, Islam bukan sebagai agama baru. Namun sebagai penyempurna dari semua agama di era sebelum Nabi Muhammad SAW.  Perjalanan spiritual dari Nabi Muhammad SAW adalah Puncak pencapaian spiritual dari umat manusia sejak Nabi Adam diciptakan. Dan dengan datangnya Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad, maka seharusnyalah berakhir pula era kenabian yang lain berikut dengan segala ajarannya.

Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepada kamu nikmat-Ku, dan telah aku ridhai Islam sebagai agama bagi kamu.

(QS Al Ma’idah [5]:3)

sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu:


((وَ الَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ ! لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَ لاَ نَصْرَانِيٌّ , ثُمَّ يَمُوْتُ وَ لَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ, إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ))

"Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar tentangku salah satu dari umat ini, baik ia Yahudi dan Nashrani, kemudian ia mati dalam keadaan tidak beriman dengan apa yang diturunkan kepadaku, melainkan ia menjadi penghuni neraka".


 Nabi Muhammad SAW tidak hanya diturunkan untuk sekedar membawa sebuah kitab saja, namun hakikat dari itu semua adalah beliau turun membawa Cahaya Petunjuk, Nur Islam, Nur Iman, Nur Ilmu,  Nur Allah, Nur Muhammad.

“Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari Allah, cahaya dan kitab yang menerangkan”. (Al-Maaidah, ayat 15)

"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An Nuur, ayat 35)

Pertanyaannya adalah, seandainya agama-agama yang dahulu itu masih ada NUR-nya, lalu untuk apakah Nur Islam diturunkan oleh Allah...?
Ataukah memang agama-agama sebelum Islam hakikatnya tinggal kitabnya saja, sedangkan hakikat Nur Ilahiahnya sudah tiada lagi..??
Ataukah hanya sekedar dikarenakan isi kitab yang sudah tidak otentik lagi...??
Masih sambungkah secara TAHQIQ (Tegak lurus tanpa terputus) sanad keilmuan Reiki, hingga sampai kepada Tokoh spiritual yang mencetuskan Sumber keruhanian dari spiritualisme (Agama) yang dijadikan sumber ilmu Reiki...?
Wallahu a'lam...
Ingatlah akan hadis Sabda Nabi tentang bagaimana cara Allah mencabut sebuah Ilmu dari muka bumi.

"Sesungguh Allah tdk mencabut ilmu dengan sekali pencabutan begitu saja dari para hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dgn mematikan para ulama, sehingga tatkala tdk ada lagi orang alim, manusia akan mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya (tentang ilmu) kemudian mereka pun memberi fatwa tanpa berdasarkan ilmu, sehingga (akibatnya) mereka sesat dan menyesatkan."
[Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya, kitab Al-Iman 100]

Jadi semuanya ini kembali pada konsep keTuhanan yang dibawa oleh masing-masing Agama. Karena definisi Hakikat Tuhan tidak sama diantara semua agama dan aliran kepercayaan. Dan bila konsep KeTuhanan sebagai pokok awal dari Tujuan beragama sudah beda, maka inti konsep peribadatannyapun tidak akan sama pula.
Benar.... bahwa Tuhan itu hanya satu, benar pula. pendapat yang mengatakan bahwa hakikat semua agama adalah menuju Tuhan yang sama. Tetapi samakah Konsep Ketuhanan yang ada di kepala setiap orang....???

Demikianlah sekedar wacana kita tentang Energy Ketuhanan yang dibawa Reiki, semuanya kami kembalikan kepada kebijaksanaan masing-masing. Semoga bermanfaat adanya..

1. Firman Allah dan hadits Nabi :

“Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari Allah, cahaya dan kitab yang menerangkan”. (QS. Al-Maaidah, ayat 15)
"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An Nuur, ayat 35)

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ


"Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut itu"(An Nahl 36)

قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لا نُفَرِّ قُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ


"Katakan (hai orang-orang mukmin): Kami beriman kepada Allah dengan apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada Nabi-Nabi dari Tuhannya. Kami tidak membedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk (muslimin) patuh kepada-Nya" (Al Baqarah 136)

sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu:

((وَ الَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ ! لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَ لاَ نَصْرَانِيٌّ , ثُمَّ يَمُوْتُ وَ لَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ, إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ))

"Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar tentangku salah satu dari umat ini, baik ia Yahudi dan Nashrani, kemudian ia mati dalam keadaan tidak beriman dengan apa yang diturunkan kepadaku, melainkan ia menjadi penghuni neraka".

Firman Allah Ta’ala:

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ


"Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya dan ia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi" (Ali Imran 85)

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Dan Ibrahim telah mewasiatkan kepada anak-anaknya,demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): Wahai anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu. Maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan sebagai muslim" (Al Baqarah 132)

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajari (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya. (QS Al ‘Alaq [96]:1-5)

Katakanlah “Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta. Dia tidak beranak dan tidak (pula) diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya”. (QS Al Ikhlash [112]:1-4)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(QS Ali Imran [3]: 190)

Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepada kamu nikmat-Ku, dan telah aku ridhai Islam sebagai agama bagi kamu.
(QS Al Ma’idah [5]:3)

Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan terhadap apa yang kami turunkan (Al Qur’an) kepada hamba Kami (Muhammad), maka datangkanlah suatu surat (saja) yang semisalnya; dan ajaklah pembantu-pembantu kamu selain dari allah, jika kamu memang orang-orang yang benar. (QS Al Baqarah [2]:23)

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka. (QS Ar Ra’d [13]: 11)

Tidak ada paksaan dalam agama (Islam) (karena) sungguh telah jelas jalan yang benar dari jalan yang salah. (QS Al Baqarah [2]: 256)

Reiki MTQ-NAQS

0 komentar:

Posting Komentar